DOWNLOAD KLIK DISINI.....
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Drilling
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar pada Materi Gempa Bumi siswa Kelas VII
SMPN 10 Mataram
Tahun Pelajaran 2009-2010
I.
Latar
Belakang
Pendidikan
kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, kapan dan
dimanapun manusia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tampa
pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
demikian pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan manusia yang
berkualjtas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan
moral yang baik.
Guru adalah unsur manusiawi dalam
pendidikan. Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang
peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah
dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama
yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal ini tidak dapat di
sangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru.
Dengan
demikian, pendidikan memegang peranan kunci dalam penyediaan sumber Daya
Manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil atau gagalnya
pembangunan. Secara lebih arif
dapat disimpulkan bahwa pendidikan bermutu menghasilkan Sumber Daya Manusia
bermutu dan merupakan kata kunci dari hasil pembangunan. Pada saat ini,
Indonesia menghadapi masalah yang sifatnya multidimensi yang menuntut pemecahan
segera. Masyarakat yang mutu Sumber Daya Manusianya rendah, cenderung tidak
akan mampu memecahkan masalahnya. Berbeda dengan masyarakat yang mutu Sumber
Daya Manusia tinggi, merekan memiliki potensi untuk memecahkan masalahnya,
serta mampu merumuskan pola pemberdayaan masyarakat untuk berpartipasi aktif di
dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup. Dalam hal ini, apabila
lembaga pendidikan tidak dikelola oleh para professional maka, kualitas Sumber
Daya Manusia Indonesia di masa mendatang, terutama dilam era globalisasi akan
menghadapi tantangan yang sangat berat. Akan tetapi jika dilelola secara
professional, maka masalah kualitas Sumber Daya Manusia, akan dapat teratasi
(Sobri sutikno, 2007:34).
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
system penidikan Nasional (SISDIKNAS) pendidikan diarahkan untuk mengemnagkan
potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Orientasi pendidikan ini secara actual dan kontekstual melalui
pelaksanaan pendidikan pada berbagai tingkat, jenis dan satuan pendidikan
sampai pada implementasi satuan pembelajaran yang didesain serta dilaksanakan
guru di kelas.
Pendidikan
dalam prspektif dan praktik pembelajaran secara khusus menstimulasi aktivitas
belajar pada diri siswa secara fisik-psikis untuk memacu perubahan yang
relative stabil. Perubahan mencakup pengembangan dan peningkatan kompetensi
(kognitif, afektif dan psikomotorik) yang dimiliki siswa sebagai hasil belajar.
Dalam konteks ini pembelajaran merupakan proses interaksi yang kopleks
melibatkan komponen guru, siswa, sumber, metode dan lingkungan yang cenderung
bersfat siklis. Salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peranan an kedudukan
yang penting serta strategis adalah metode. Penggunaan metode yang tepat
mendorong pencapaian proses dan hasil belajar yang optimal (Djamarah, 2008:65).
Hal ini karena focus pembelajaran pada kegiatan mengembangkan kemampuan siswa
yang selaras secara optimal membutuhkan alternative pada tingkat strategi,
metode dan teknik, metode sebagai jalan atau cara menyediakan berbagai pilihan
sesuai karakter, substansi, situasi maupun tujuan pembelajaran yang ingn
dicapai. Dalam hal ini guru sebagai komponen yang menfasilitasi proses dapat
secara kreatif memilih, mengadaptasi, memadukan dan menggunakan metode sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran.
Menurut
Damarah (2008:66) metode dalam pembejaran termasuk dalam faktor eksternal yang
mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Meskipun demikian faktor metode
memiliki kedudukan yang esensial dan strateis menstimulasi faktor internal
seperti intelegensi,perhatian, minat, bakat, motif dan kematangan. Metode
berkaiatan dengan alternative memadukan berbagai resources pembelajaran
untuk mencapai aktivitas pembelajaran yang aktif dan hasil yang optimal.
Pemilihan dan penggunaan metode yang tidak tepat berpotensi menimbulkan
pembelajaran yang tidak bermakna, infisien dan destruktif.
Sehubungan
dengan metode yang dipilih dan digunakan guru, dalam pembelajaran IPS metode
yang lazim digunakan adalah ceramah, Tanya jawab dan penugasan dalam bentuk
latihan mengerjakan soal-soal. Penggunaan metode-metode ini dipandang sebagai
salah satu faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yang rendah dan
persepsi belajar IPS yang negative. Belajar IPS hanya dapat diikuti siswa yang
meiliki bakat dan intelegensi tinggi. Minat dan persepsi belajar mempengeruhi
proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Berdasarkan
hasil obsevasil awal pada proses pembelajaran Geografi dikelas VII SMP Negeri
10 Mataram menunjukkan bahwa siswa belum berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Hanya beberapa siswa yang aktif memberikan respon dari pertanyaan
maupun soal-soal latihan yang dari guru. Sementara yang lain hanya mendengar
dan mencatat yang disampaikan guru, tanpa mau bertanya atau meminta penjelasan
ulang dari guru atau temannya. Hal ini sejalan dengan dokumentasi hasil
evaluasi belajar yang diambil Nilai rata-rata ulangan semester ganjil kelas VII
tahun pelajaran 2009-2010.
Berdasarkan
latar belakang di atas peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
pada bidang studi geografi khususnya pada materi pokok gempa bumi, dengan
perimbangan materi ini sangat penting diajarkan dalam rangka mengembangkan daya
pikir berkaitan dengan sebab dan akibat yang di timbulkan oleh gempa bumi.
Sehingga peneliti mengangkat judul penelitian: ”Penerapan Model Pembelajaran
Snowball Drilling Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar pada Materi Pokok Gempa
Bumi Siswa Kelas VII SMPN 10 Mataram Tahun Pelajaran 2009-2010”.
II.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas maka dapat di rumuskan pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran Snowball Drilling
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar pada Materi Pokok Gempa Bumi Siswa Kelas
VII SMPN 10 Mataram Tahun Pelajaran 2009-2010.
III. Tujuan
dan Manfaat Penelitian
3.1
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan model
pembelajaran snowball drilling dalam meningkatkan motivasi belajar pada materi
pokok gempa bumi siswa kelas VII SMPN 10 Mataram tahun pelajaran 2009-2010.
3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat
Teoritis
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan masukan keilmuan dalam praktik pendidikan
khususnya dalam memotivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Snowball Drilling, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Manfaat
Praktis
Secara praktis penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi : Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah untuk mengembangkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses
belajar mengajar. Guru, sebagai
pedoman untuk merumuskan metode dan strategi mengajar yang lebih tepat, guna
mengatasi kegairahan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa,
dapat membantu siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS sehingga tujuan pembelajaran yang disampaikan dapat diterima
dengan baik. Peneliti, menambah ilmu pengetahuan dan wawasan berfikir ilmiah
serta menambah informasi bagi pengajar.
IV. Asumsi
Penelitian
Asumsi dapat
diartikan sebagai “Suatu yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti” (Arikunto, 2002:59). Dengan demikian, sesuatu masalah yang diyakini kebenarannya merupakan suatu asumsi bagi seorang peneliti
sebelum dikukuhkan dengan hasil
penelitian. Dilain pihak, asumsi juga diartikan sebagai “Hasil abstraksi
pemikiran yang oleh peneliti dianggab benar dan dijadikan sebagai pijakan untuk
mengkaji satu atau beberapa gejala” (Danim, 2002:113).
Berdasarkan
kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa asumsi adalah suatu pemikiran
yang diyakini oleh peneliti tentang kebenaran suatu fakta sebagai dasar untuk
mengkaji suatu gejala. Sementara itu, kebenaran suatu fakta yang ada tidak
perlu dibuktikan lagi. Dengan demikian, asumsi merupakan pijakan awal bagi
seorang peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan lebih jauh.
Adapun asumsi
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Bimbingan ditentukan oleh keterampilan dan keahlian seorang pemberi bimbingan
(guru).
b.
Aktivitas belajar ditentukan oleh motivasi anak dalam belajar.
c.
Baik-buruknya atau tinggi-rendahnya prestasi belajar anak tergantung pada
kualitas layanan bimbingan yang diberikan dalam penerapan model pembelajaran
snowball drilling.
d. Kemampuan siswa bervariasi.
V.
Hipotesis
“Kata hipotesis
berasal dari dua rangkaian kata yakni: “hypo” yang berarti dibawah, dan “thesa”
yang berarti kebenaran. Dengan demikian, hipotesis ini secara etimologis
berarti di bawah kebenaran” (Arikunto, 2002:64). Karena merupakan pernyataan
sementara yang masih lemah kebenarannya, maka hipotesis perlu diuji kebenaran.
Sedangkan secara difinitif hipotesis ini dapat diterjemahkan sebagai “Rumusan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian” (Sugiyono, 2000:10).
Jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini pada dasarnya adalah
kesimpulan yang bersifat sementara dari setiap gejala yang dapat diamati,
sedangkan untuk menjadi dalil yang sesungguhnya, hipotesis perlu pembuktian
secara emperis.
Berdasarkan
kutipan-kutipan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hipotesis
merupakan kesimpulan sementara yang kebenarannya membutuhkan pembuktian melalui
suatu penelitian.
Menurut Yatim
Riyanto (2001:17) hipotesis dibagi menjadi dua kategori yaitu: hipotesis nihil
dan hipotesis alternatif. “Hipotesis nihil (Ho) adalah hipotesis yang
menyatakan tidak ada hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel
lainnya. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan
ada hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lainnya” .Oleh
karena itu, dalam penelitian ini, hipotesis nihil dan hipotesis alternatif
dinyatakan sebagai berikut:
Hipotesis
Alternatif (Ha): “Terdapat hubungan penerapan model pembelajaran snowball
drilling dalam meningkatkan motivasi belajar pada materi pokok gempa bumi siswa
kelas VII SMPN 10 Mataram tahun pelajaran 2009-2010”. Hipotesis Nihil (Ho):
“Tidak Terdapat hubungan penerapan model pembelajaran snowball drilling dalam
meningkatkan motivasi belajar pada materi pokok gempa bumi siswa kelas VII SMPN
10 Mataram tahun pelajaran 2009-2010”.
VI.
Tinjauan
Pustaka
6.1 Tinjauan
tentang Penerapan pembelajaran
Penerapan pembelajaran adalah merupakan
seperangkat tindakan yang terencara untuk memecahkan suatu masalah dalam
mencapai suatu tujuan tertentu (Sudjana : 1990).
6.2 Model
pembelajaran
(Dick dan Carey 2006:78), mengartikan desain sebagai proses
pemecahan masalah. Tujuan sebuah model atau desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam
memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan
manusia untuk memecahkan suatu prersoalan. Melalui suatu desain orang bias
melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang
dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatuproses yang
bersifat linear yang diawali dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan
rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut
diujicobakan danakhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil
tentang efektivitas rancangan (desain)yang disusun. Desain sebagai proses
rangkain kegiatan yang bersifat linear tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
Dalam konteks
pembelajaran, model pembelajaran dapat diartikan sebagai proses yang sistematis
untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan lakukan,
perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan
evaluasi keberhasilan. Pendekatan yang dapat digunakan dalam desain
pembelajaran adalah pendekatan sistem, yang mencakup analisis tentang
perencanaan, analasis pengembangan, analisis implementasi, dan analisis
evaluasi.
Sejalan dengan
pengertian di atas, (Gagne : 1992) menjelaskan bahwa model/desain pembelajaran
disusun untuk membantu proses pembelajaran siswa, di mana proses pembelajaran
itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Menurut Gagne, belajar
seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi yang
dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar, gaya
belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap individuyang belajar.
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yakni berkaitan
dengan penyediaan kondisi atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar.
Desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal ini, yakni pengaturan
lingkungan dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Menurut Gagne,
kondisi internal dapat dibangkitkan oleh oleh pengaturan kondisi eksternal.
Pendapat para
ahli lain tentang model pembelajaran adalah bahwa model atau desain
pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi
dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan
efektivitas dalam mencapai tujuan belajar. (Gentry : 1994)
Pendapat
lainnya adalah, model Pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan fungsinya sebagai pedoman perancang
pembeajaran dalam meningkatan aktivitas pembelajaran. (Agus
suprijono :2009)
6.3 Motivasi
Motivasi
adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia,
termasuk prilaku pelajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikapdan
prilakuindividu untuk belajar.
Ada
tiga komponen dalam motivasi yaitu :
1. Adanya
kebutuhan
2. Dorongan
3. Tujuan
yang ingin dicapai. (Dimyati : 2006)
Pemahaman
dan pengetahuan tentang motivasi belajar pada siswa, sangat bermanfaat bagi
guru. Antara
lain manfaatnya adalah :
1.
Membangkitkan,
meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai tujuan
pembelajaran tercapai.
2.
Mengetahui
dan memehami motivasi belajar siswa di kelas yang bermacam ragam. Dengan
bermacam ragam motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam
macam strategi belajar mengajar.
3.
Meningkatkan
dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam macam peran seperti,
sebagai penasehat, fasilisator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi
hadiah atau pendidik
4.
Memberi
peluang pendidik untuk unjuk kerja. Tugas guru adalah membuat semua siswa
belajar sampai berhasil. (Dimyati : 2006)
Motivasi terbagi
menjadi dua jenis :
1.
Motivasiintrinsic,
yaitu motifasi yang berasal dari dalam diri manusia
2.
Motivasi
ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari luar diri manusia.
Motivasi atau perhatian peserta didik muncul didorong
oleh rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingi tahu perlu mendapat
stimulitisehingga peserta didik akan memberikan atensi dan perhatian tersebut
terpelihara selama proses belajar mengajar bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin
tahu ini dapat dirangsang melalui elemen elemen yang baru, aneh, lain dengan
yang sudah ada, dan bersifat kompleks.
Membantu
peserta didik member atensi atau perhatian dapat dilakukan sebagai berikut :
1.
Buat
pelajaran semenarik mungkin. Kejenuhan muncul dalam peserta didik dan kejenuhan
akan mengurangi perhatian mereka. Menghubungkan suatu gagasan dengan minat
peserta didik akan meningkatkan atensi mereka. Sekali sekali gunakan sesekali
gunakan latihan yang tidak biasa digunakan dan menerik. Pikirkan pertanyaan
yang dramatis untuk memperkenalkan topic yang akan dipelajari.
2.
Gunakan
media dan teknologi secara efektif sebagai bagian dari pembelajaran di kelas.
Misalkan menggunakan UHP, Vidio CD, LCD, atau media lainnya, pastikan media
yang digunakan bias menarik perhatian peserta didik dengan cara yang bermanfaat
untuk meningkatkan pembelajaran siswa.
3.
Gunakan
komentar instruksional, misalnya “ baik mari kita diskusikan …..”, “ sekarang
perhatikan”,semua pandangan kedepan”, atau “saya akan mengajukan pertanyaan
tentang topic ini pada ujian minggu depan”.
4.
Gunakan
isyarat atau npetunjuk bahwa ada sesuatu yang penting. Caranya bias dengan
memperkeras suara, mengulangi sesuatu dengan penekanan dan menulis konsep
dipapan tulis.(Agus suprijono :2009)
6.4 Snowball
Drilling
Snowball drilling
dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari
proses pembelajaran, Dalam penerapan metode snowballdrilling, peran guru adalah
menerapkan paket paket contoh soal yang akan di kerjakan siswa dalam waktu
tertentu, kemudian guru menggelindingkan bola salju kepada peserta didik dengan
cara menunjuk langsung ataupun dengan cara mengundiuntuk mendapatkan peserta
didik yang akan menjawab soal latihan nomor satu. Jika peserta didik yang
mendapat giliran pertama menjawab soal nomor tersebut langsung menjawab dengan
benar, maka peserta didik tersebut diberikan kesempatan untuk menunjuk satu
peserta didik lainnya untuk menjawab soal latihan nomor berikutnya yaitu soal
nomor dua. Seandainya, peserta didik yang pertama mendapatkan kesempatan untuk
menjawab soal nomor satu gagal, maka peserta didik tersebut harus menjawab soal
nomor berikutnya yaitu nomor dua, demikian seterusnya hingga peserta didik
tersebut berhasil menjawab benar item soal pada suatu nomor soal tertentu.
Jika
pada gelindingan (putaran) pertama bola salju masih terdapat item item soal
yang belum terjawab, maka soal soal itu di jawab oleh peserta didik yang
mendapat giliran berikutnya. Mekanisme giliran menjawab sama seperti yang telah
diuraikan tersebut diatas, dan diakhir pelajaran guru memberikan ulasan atau
menarik kesimpulan terhadap hal hal yang telah dipelajari peserta didik. .(agus
suprijono :2009)
6.5 Gempa
Bumi
Gempa bumi adalah hentakan yang terjadi pada lapisan litosfer
yang bersumber dari lapisan litosfer bagian dalam, hentakan tersebut lalu
dirambatkan pada litosfera dan kemudian kepermukaan bumi. (Abdul khamid : 2006).
Macam-macam gempa bumi,
gempa bumi dapat
dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan dasar pembagiannya.
1. Berdasarkan
Terjadinya Gempa Bumi
a.
Gempa
tektonik adalah gempa yang mengiringi gerakan tektonik (retakan dan Patahan)
secara mendadak. Ini terjadi jika terbentuk patahan patahan baru atau terjadi
pergeseran disepanjang patahan akibat aktivitas di dalam kerak bumi.
b.
Gempa
bumi vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi karena letusan gunung berapi.
Gempa vulkanikbiasanya terasa pada waktu letusan dan sebelum terjadi letusan. Getarannya hanya terasa keras di
sekitar gunung api, sedang kan untuk daerah yang jauh dari gunug berapi
getarannya kan terasa berkurang.
c.
Gempa
bumi runtuhan (gempa guguran) adalah gempa yang terjadi karena runtuhan. Gempa
ini umumnya terjadi didaerah yang terdapat banyak rongga rongga dibawah tanah,
karena tidak kuat menahan atap rongga maka terjadi runtuhan yang akhirnya
mengakibatkan gempa.
2. Berdasarkan jarak Hiposentrum
a. Gempa
bumi dalam, adalah gempa bumi yang
kedalaman hiposentrumnya antara 300-700 km di bawah permukaan bumi.
b. Gempa
bumi intermediary/menengah, adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya antara
70-300 km di bawah permukaan bumi.
c. Gempa
bumi dangkal, adalah gempa bumi yang
kedalaman hiposentrumnya kurang dari 70 km di bawah permukaan bumi. (M.
nurdin :2008)
3. Berdasarkan
bentuk Episentral
a.
Gempa
bumi linier, episentrum berbentuk garis
b.
Gempa
bumi sentral, episentrum berbentuk titik
4. Berdasarkan
letak Episentrum
a.
Gempa
bumi setempat, episentral dengan tempat gempa berjarak kurang dari 10.000
km
b.
Gempa
bumi jauh, episentral dengan tempat gempa berjarak sekitar 10.000 km
c.
Gempa
bumi sangat jauh, episentral dengan tempat gempa berjarak lebih dari 10.000 km
5. Berdasarkan
Lokasinya
a.
Gempa
daratan yaitu gempa bumi yang episentrumnya terletak di daratan
b. Gempa lautan yaitu gempa bumi yang episentrumnya terletak
di dasar laut. Gempa bumi ini sering menimbulkan, seperti yang terjadi di Aceh dan
Sumatra Utara. (M.Nurdin : 2008)
VII. Metodologi Penelitian
7.1. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakann, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas.(Supardi : 2008)
Dari definisi
diatas ada tiga pengertian yang dapat diterangkan :
1.
Penelitian
yaitu menunjukkan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
atau metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasiyang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menerik minat atau penting bagi peneliti
2.
Tindakan
yaitu suatu proses gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
3. Kelas
yaitu dalam hal ini tidak tekait pada pengertian ruangan kelas, tetapi
sekelmpok siswa yang dalam waktu yangsama menerima pelajaran dari guru yang
sama pula. (Supardi : 2008)
7.2. Lokasi Penelitian
Adapun yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 10
Mataram Kecamatan Ampenan Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat, terletak
dijalan Adi Sucipto no 07 Ampenan.
Secara
geografis SMP Negeri 10 Mataram dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Sebelah
utara : berbatasan dengan pasar kebon roeq
2.
Sebelah
barat : berbatasan dengan pusat pertokoan kebon roeq
3.
Sebelah
timur ; berbatasan dengan pemukiman penduduk
4. Sebelah selatan : berbatasan dengan pemukiman penduduk
7.3.
Teknik/metode pengumpulan data
Teknik/metode
pengumpulan data adalah cara cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka ada beberapa teknik/metode yang dipergunakan antara lain :
1. Metode
dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data data yang ada pada kantor/instansi yang
tekait dengan penelitian, dalam hal ini khususnya sekolah. (W.
Surakhmad :1985)
2.
Metode angket
Metode angket
adalah suatu metode pengumpulan data
yang berupa daftar sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada responden yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Pertanyaan dalam angket adalah
tergantung kepada maskud serta tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian.
(Walgito, 1980).
Pendapat lain
tentang metode angket adalahsejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau
hal hal yang ia ketahui. (suharmi arikunto :1998).
3. Metode
tes
Metode tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok.
(suharmi arikunto :1998)
7.4. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data sehingga
memudahkan, memberikan hasil yang lebih baik, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah untuk diolah.
Adapun
instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pedoman
dokumentasi
Pedoman dokumentasi adalah instumen dalam pengumpulan data yang memuat
garis garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, baik berupa buku
buku, catatan catatan, maupun gambar gambar.
2. Lembar
angket/kuesioner
Sebagai instrument yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Kegiatan tersebut dapat diketahui dengan lembar kuesioner
guru dan lembar kuesioner aktivitas siswa. Kuesioner dipandang dari cara
menjawab pertanyaannya dibagi menjadi dua, yaitu kuesioner terbuka merupakan
kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan
kalimatnya sendiri, dan kedua adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
3. Tes
Hasil Belajar/soal-soal
Dalam penelitian ini
tes hasil belajar yang digunakan adalah soal soal bentuk essay yang dibuat oleh
guru atau diambil dari buku LKS ataupun buku paket dengan berpedoman pada
kurikulum. Instrument disusun
guna mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa dalam menguasai materi yang
telah disampaikan.
7.5 Sumber
dan jenis data
7.5.1
Sumber data
Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah data skunder dan data primer
1.
Data
skunder adalah Data yang diperoleh dari kantor/instansi yang terkait dengan
obyek penelitian ini.
2.
Data
primer adalah data yang di peroleh langsung dari responden yang di teliti,
dalam hal ini adalah peserta didik.
7.5.2
Jenis data
Jenis data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
1.
Data
kualitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan
gambaran tentang ekspresi siswa, tentang tingkat pemahaman siswa terhadap suatu
mata pelajaran, pandangan dan sikap siswa terhadap metode belajar metode
belajar yang baru, aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dan
motivasi siswa dan sejenisnya yang dapat dianalisis secara kualitatif.
2.
Data
kuantitatif adalah data yang diperoleh dari sumber penelitian yang berupa angka
atau bilangan. Dalam penelitian ini angka atau bilangan yang berupa nilai hasil
tes siswa.
7.6
Analisis Data
7.6.1 Ketuntasan
Individu
Setiap siswa dalamproses belajar mengajar dikatakan
tuntas apabila memperoleh nilai lebih besar atau samadengan 65 (Arikunto, 1998
dalam donita 2006)
7.6.2 Ketuntasan
klasikal
kk
Dimana :
KK : Ketuntasan klasikal
X
: Jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar dari 65
Z
: Jumlah seluruh siswa
Sesuai dengan
petunjuk teknis penilaian kelas dikatakan tuntas secara klasikal terhadap
materi yang telah di sajikan, jika nilai ketuntasan klasikal ≥ 85 % (Dekdikbut,
1993)
7.6.3
Data hasil
observasi
1. Data
aktivitas siswa
Data aktivitas belajar siswa dianalisa dengan menggunakan
cara sebagai berikut :
a.
Menentukan skor yang diperoleh.
Skor setiap individu tergantung
banyaknya perilaku yang dilakukan siswa dari sejumlah indicator yang diamati.
Skor 4 diberikan
jika 76 % - 100% yang melakukan descriptor
Skor 3 diberikan
jika 51% - 75% yang melakukan descriptor
Skor 2 diberikan
jika 21% - 50% yang melakukan descriptor
Skor 1 diberikan
jika 10% - 20% yang melakukan descriptor (nurkencana, 1999)
b.
Menentukan MI dan SDI
MI
SDI
Keterangan
:
MI
: Mean
SDI
: Standar Deviasi Ideal
Kreteria
aktivitas belajar siswa sebagai berikut :
Interval
|
Kategori
|
AS
≥ MI + 1,5 SDI
MI
+ 0,5 SDI ≤ AS < MI + 1,5 SDI
MI
– 0,5 SDI ≤ AS < MI + 1,5 SDI
MI
– 1,5 SDI ≤ AS < MI – 0,5 SDI
AS
< MI – 1,5 SDI
|
Sangat kreatif
Aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Sangat kurang aktif
|
AS : Aktivitas siswa.
Berdasarkan skor
yang telah ditentukan yaitu skor tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah I,
maka :
MI
= (4 + 1)
=2,5
SDI
=
( 2,5 )
=
0,83
2. Data Aktivitas Guru
Data aktivitas guru
selama pembelajaran berlangsung dianalisis dengan cara sebagai berikut:
a. Menentukan
skor yang diperoleh
Skor
untuk setiap individu tergantung banyaknya prilaku yang dilaksanakan sisiwa
dari sejumlah indicator yang diamati
Skor 4 diberikan jika 3 descriptor yang nampak
Skor 3 diberikan jika 2 descriptor yang nampak
Skor 2 diberikan jika 1 descriptor yang nampak
Skor 1 diberikan jika tidak ada descriptor yang Nampak
(Nurkencana, 1999)
b. Menentukan
MI dan SDI
MI
SDI
Keterangan
:
MI
: Mean ideal
SDI
: Standar Deviasi Ideal
Kreteria aktivitas
pengajaran guru adalah sebagai berikut :
Interval
|
Kategori
|
AG ≥ MI + 1,5 SDI
MI + 0,5 SDI ≤ AG < MI + 1,5 SDI
MI – 0,5 SDI ≤ AG < MI + 1,5 SDI
MI – 1,5 SDI ≤ AG < MI – 0,5 SDI
AG
< MI – 1,5 SDI
|
Sangat kreatif
Aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Sangat
kurang aktif
|
AG : Aktivitas guru.
Berdasarkan skor
yang telah ditentukan yaitu skor tertinggi adalah 4 dan skor terendah adalah I,
maka :
MI
= (4 + 1)
=
2,5
SDI
= ( 2,5 )
= 0,83
7.7
Indikator penelitian
Indikator
dalam keberhasilan peneitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
7.7.1 Motivasi
siswa meningkat
Dikatakan meningkat
apabila aktivitas belajar siswa minimal berkategori aktif terhadap proses
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran snowball drilling
7.7.2 Ketuntasan
belajar secara klasikal
Ketuntasan klasikal apabila 85% atau lebih siswa di
kelas telah memperoleh nilai minimal 65 pada saat evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno sobri, 2007, Menggagas
pembelajaran efektif dan bermakna, mataram, PT. NTP Press.
Suprijono agus, 2009, Cooperative
learning, teori dan aplikasi paikem, Jakarta, pustaka pelajar.
Supardi, dkk, 2008, Penelitian tindakan kelas, Jakarta,
PT. Bumi aksara.
Dimyati, 2006, Belajar dan pembelajaran, Jakarta,
Rineka cipta.
S. Nasutian, 2008, Berbagai pendekatan dalam proses belajar
mengajar, Jakarta, Bumi aksara.
Getry, 1994,
Perencanaan dan desain sistem pembelajaran, dalam wina sanjaya, 2008,
Jakarta, kencana premedia media group.
Nurdin, dkk, 2008,
Mari belajar IPS SMP/MTs kelas VII, Jakarta, PT. Temprina media Grafika.
Arikunto Suharsimi, dkk,
2008, Penelitian tindakan kelas,
Jakarta, PT. Bumi aksara.
Gane, 1992, Perencanaan
dan desain sistem pembelajaran, dalam wina sanjaya, 2008, Jakarta, kencana
premedia media group.
Rahmah siti, 2009, Upaya peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar dengan menerapkan metode pembelajaran konstuktivisme pada pelajaran
matematika kelas IX MAN 1 Mataram, Mataram, IKIP Mataram.
Abdul khamid, dkk,
IPS untuk SMP/MTs kelas VII, Jakarta, teguh karya.
Getry, 1994, Perencanaan
dan desain sistem pembelajaran, dalam wina sanjaya, 2008, Jakarta, kencana
premedia media group.
Dick carey, 2006, Perencanaan
dan desain sistem pembelajaran, dalam wina sanjaya, 2008, Jakarta, kencana
premedia media group.